
Sabtu,14 Februari 2009 di sore yang cerah dan matahari masih terang menyinari bumi antapani, tampak beberapa ikhwan sedang menyiapkan sebuah acara besar untuk menghadirkan hati-hati yang merindu Rab-Nya. Dari sebuah masjid di lingkungan perumahan antapani yang menanti senja, sudah melayang-layang SMS yang mengingatkan untuk memastikan bahwa informasi Malam Bina Iman dan Taqwa telah beredar di kalangan pecinta keadilan, juga cinta akan Tuhannya.
Di swalayan yang tidak jauh dari lokasi itu, juga berhias warna pink menghiasi berbagai sudutnya, tapi di sudut hati-hati para calon peserta mabit ini tidak kalah pink-nya.
Karena sejak lama agenda ini selalu ada, maka berbagai ceritapun jadu bumbunya,misalnya beberapa tahun yang lalu ketika MABIT di Jl. Antapani lama ketika sambutan, seorang tokoh menanyakan kapan ada TSABIT (Tsiang Bina Iman dan Taqwa).... :)...?
Malampun tiba, satu...dua...delapan mulai berdatangan kader ikhwan antapani menyambut seruan mabit yang kesekian kalinya digelar. Dari masjid Al- Iman, Ust. Tate Qomarudin menyampaikan pesan Rabbaninya di hadapan 32 orang peserta yang hadir.
"Perhitungan kita dalam dakwah ini hanya dengan Allah, bukan karena struktur atau ingin di apresiasi", "...karena perjuangan kita adalah sebuah peradaban besar, maka kita kita mewarisi berbagai masalah yang tidak kecil, maka dari itu janganlah antum mengambil posisi sebagai pengamat dakwah, karena sudah terlalu banyak...".
"Kita tanpa dakwah bukanlah apa-apa, tapi dakwah tanpa kita tidaklah mengapa, karena akan ada orang-orang yang siap memikulnya, Jalannya panjang dan tidak ada jalan lain untuk melaluinya selain dengan pembinaan, mengajak adalah sifatnya dan kita disini adalah dalam rangka melalui pembinaan-pembinaan itu."
Diperlukan keyakinan kuat untuk mengarungi jalan ini, karena ciri orang yang tidak yakin adalah mudah kaget, panik bila ada masalah, dan kita haruslah hati-hati dengan fitnah teknologi.
Karena ada ruang seni yang harus diisi dengan keindahan, maka keteladanan adalah kunci dalam berperilaku, karena kita dilihat dari berbagai sisi. Ada teori jendela pecah yang terkenal pada sebuah wilayah, karena sering terjadi perilaku kejahatan di daerah tersebut maka dilakukanlah sebuah penelitian, ternyata hasilnya penjahat atau pencuri menandai perilaku penghuninya dari perilaku dan kepeduliannya, dan ternyata dari hal kecil pecahnya jendela rumahnya bisa dijadikan indikasi untuk mengenali penghuninya, (...silahkan terjemahkan sendiri maksudnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar